Novi Istiyani, mahasiswi Teknik Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, terpilih sebagai salah satu delegasi Indonesia dalam kegiatan bergengsi AUN Summer Program 2025 yang digelar oleh Vietnam National University – Ho Chi Minh City (VNU-HCM) pada 7–18 Juli 2025. Program ini mengangkat isu besar perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan di Asia Tenggara, serta diikuti oleh mahasiswa dari berbagai negara anggota ASEAN University Network.

Sebagai satu-satunya wakil dari UNDIP, Novi merasa bangga dapat mewakili almamaternya dalam forum multinasional ini. “Awalnya saya gugup, karena tidak mengenal siapa pun dan datang sendiri, tapi semua kekhawatiran itu langsung hilang ketika saya disambut dengan ramah oleh teman-teman dari berbagai negara,” kenangnya.

Bertukar Cerita, Menyatukan Suara

Dalam program ini, peserta tak hanya mengikuti kuliah akademik dari para profesor ternama, tetapi juga diajak untuk berdiskusi dalam kelompok lintas negara dan lintas disiplin. Novi mengaku banyak belajar dari diskusi-diskusi ringan maupun mendalam bersama mahasiswa lain mengenai tantangan perubahan iklim, gaya hidup berkelanjutan, hingga cara masyarakat lokal beradaptasi dengan alam.

Namun yang paling membekas bagi Novi bukan hanya sesi kelas, tetapi momen-momen keseharian yang dilaluinya bersama teman-teman baru dari Asia Tenggara. “Kami membuat grup kecil yang kami sebut Sleepy Squad Six. Kami bareng-bareng dari pagi ngantuk sampai malam ketawa bareng dan juga momen karaoke bersama di bus. Meski kami beda negara, kami nyambung banget,” ujarnya sambil tertawa.

Belajar Budaya Vietnam Secara Langsung

Kegiatan lapangan seperti kunjungan ke hutan mangrove Can Gio dan Provinsi An Giang juga menjadi pengalaman yang sangat berharga. Novi yang selama ini mempelajari sistem kelautan di bangku kuliah, merasakan langsung pentingnya pelestarian ekosistem di tengah tantangan iklim.

Yang paling berkesan bagi Novi adalah Cultural Night. Dalam acara ini, seluruh peserta menampilkan budaya dari negara masing-masing—dari tarian hingga musik. “Itu malam yang penuh warna dan kebanggaan. Kami semua berdiri di atas satu panggung sebagai bagian dari Asia Tenggara yang beragam, tapi saling menghargai,” tutur Novi dengan antusias.

Menutup Perjalanan dengan Syukur

Program ditutup dengan suasana tenang dan haru yang penuh ketenangan, memberikan ruang refleksi bagi para peserta untuk menyerap semua pelajaran dan kenangan selama dua minggu.

“Lebih dari sekadar belajar akademik, saya pulang dengan perspektif baru dan teman-teman yang rasanya seperti keluarga. Saya merasa belajar itu bukan cuma di ruang kelas, tapi juga dari berbagi tawa, cerita, dan keberagaman,” tutup Novi.